cover
Contact Name
Darwanto
Contact Email
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap
ISSN : 19078229     EISSN : 25026410     DOI : -
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap dipublikasikan oleh Pusat Riset Perikanan yang memiliki p-ISSN 1907-8226; e-ISSN 2502-6410 dengan Nomor Akreditasi RISTEKDIKTI: 21/E/KPT/2018, 9 Juli 2018. Terbit pertama kali tahun 2006 dengan frekuensi penerbitan tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan April, Agustus, Desember. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap memuat hasil-hasil penelitian bidang “natural history” (parameter populasi, reproduksi, kebiasaan makan dan makanan), lingkungan sumber daya ikan dan biota perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019" : 5 Documents clear
KUALITAS AIR, STATUS TROFIK DAN POTENSI PRODUKSI IKAN DANAU PANIAI, PAPUA Samuel Samuel; Yoga Candra Ditya
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.434 KB) | DOI: 10.15578/bawal.11.1.2019.19-31

Abstract

Danau Paniai termasuk tipe danau tektonik, berukuran besar dan telah dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata, transfortasi, irigasi persawahan, sumber air minum dan perikanan tangkap. Aktivitas manusia disekitar danau juga berpengaruh terhadap kualitas, kesuburan dan produksi ikan perairan danau. Penelitian kualitas air, status trofik dan potensi produksi ikan bertujuan untuk mengevaluasi parameter kualitas air, tingkat kesuburan serta potensi produksi ikan perairan danau. Parameter diukur terdiri dari suhu, kedalaman, kecerahan, daya hantar listrik, pH, oksigen, alkalinitas, amonia, nitrat, fosfat, total fosfor dan klorofil-a. Pengukuran dan pengambilan sampel air dilaksanakan pada bulan April, Juli dan Oktober 2016 di tujuh stasiun pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan Danau Paniai mempunyai kualitas air yang baik untuk kehidupan ikan dan udang. Nilai indeks status trofik berdasarkan metode Carlson sebesar 49, mengklasifikasikan perairan pada tingkat kesuburan sedang. Angka potensi produksi ikan Danau Paniai ada sebesar 491 ton/tahun dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang oleh nelayan ada sebesar 20,3 ton/tahun atau 4,13% dari angka potensi produksi ikannya. Lake Paniai is a tectonic lake, large in size and has been used as sites for tourism, transportation, rice irrigation, drinking water sources and capture fisheries. Human activities around the lake also affect the quality, trophics and fish production of lake waters. Research on water quality, trophic status and potential for fish production aimed to evaluate the parameters of water quality, trophic levels and fish production potential of lake waters. The measured parameters consisted of temperature, depth, transfarancy, conductivity, pH, oxygen, alkalinity, ammonia, nitrate, phosphate, total phosphorus and chlorophyll-a. Measurement and sampling of water were carried out in April, July and October 2016 at seven observation stations. The results showed that Lake Paniai had good water quality for fish and shrimp life. Trophic status index value of 49, classified waters at mesotrophic level. The number of fish production potential was 491 tons/year and the utilization levels of fish and shrimp resources by fishermen was 20.3 tons/year or 4.13% of the potential number of fish production.
KELIMPAHAN, KOMPOSISI DAN SEBARAN LARVA IKAN DI LAUT SERAM, LAUT MALUKU DAN TELUK TOMINI (WPP 715) Karsono Wagiyo; Asep Priatna; Herlisman Herlisman
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.333 KB) | DOI: 10.15578/bawal.11.1.2019.1-17

Abstract

Laut Seram, Laut Maluku dan Teluk Tomini secara ekologis berfungsi sebagai daerah pemijahan, asuhan dan tangkapan berbagai jenis sumberdaya perikanan. Mempelajari larva di wilayah ini sangat berguna untuk penerapan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan yang lestari. Tujuan dalam studi larva ini adalah menganalisis kelimpahan, komposisi dan sebaran larva ikan ekonomis penting. Perolehan data dilakukan secara survai eksplorasi dengan sampling menggunakan bongo net dan wahana KR Baruna Jaya VII pada stasiun-stasiun, yang ditentukan secara “Systematic Cluster random sampling”. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan telur dan larva rata-rata di Laut Seram 4.041 ind/103 m3, di Teluk Tomini 1.978 ind/103 m3 dan di Laut Maluku 861 ind./103 m3. Pada Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715 didapatkan 119 familia ikan. Komposisi larvae ikan ekonomis di Laut Seram adalah Carangidae 19 %, Scombridae 8 %, Labridae 8 %, Serranidae dan Lutjanidae 4 %, di Laut Maluku Carangidae 17 %, Labridae12 % , Mullidae7 %, Clupeidae 6 %, Scombridae dan Lutjanidae 4 %, di Teluk Tomini Labridae 16 %, Carangidae 12 %, Scombridae 5 %, Serranidae dan Clupeidae 4 % dan kontributor lainnya larva ikan kurang ekonomis. Larva ikan ekonomis di WPP 715 yang mempunyai sebaran habitat luas adalah Carangidae, Labridae, Scombridae, Clupeidae, Lutjanidae dan Serranidae, secara berurutan masing-masing dengan nilai konsistensi habitat 91,89 %, 89,19 %, 78,33 %, 70,27 %, 62,16 % dan 54,05 %. Larva ikan kurang ekonomis dengan penyebaran luas adalah Platycephalidae dan Creedidae dengan nilai konsistensi habitat 62,16 % dan 59,46 %. Di WPP 715 Carangidae merupakan larva ikan yang dominan dan mempunyai sebaran terluas/konsisten). Perairan WPP 715 merupakan daerah pemijahan berbagai jenis ikan. Seram sea, Mollucas sea and Tomini bay have fisiohidrographic function as spawning area, nursery area and fishing ground of various fish. Studying the larvae in this region is very useful for the implementation of the management and sustainable use. Interest in the study are the larvae; abundance, composition and distribution of economically important fish larvae. Acquisition of data exploration survey conducted by sampling using Bongo net and KR Baruna Jaya VII rides on the stations, which determined by “Cluster stratified random sampling”. The result showed the average abundance of eggs and larvae are 4.041 ind/103 m3 in Seram Sea, 1.978 ind/103m3 in the Tomini Bay and 861 ind./103 m3 in Mollucas Sea. In the Fishery Management Area (FMA) 715 have 119 familia of fish larvae. The Composition of economically fish larvae, in the Seram Sea include 19 % Carangidae, 8 % Scombridae, 8 % Labridae, 4 % Serranidae and 4 % Lutjanidae. Mollucas sea covers 17 % Carangidae, 12 % Labridae, 7 % Mullidae, 6 % Clupeidae, 4 % Scombridae and 4 % Lutjanidae. Tomini bay include 16 % Labridae, 12 % Carangidae, 5 % Scombridae, 4 % Serranidae and 4 % Clupeidae and others less economically fish larva. Economical fish larvae in FMA 715 which have broad habitat distribution are Carangidae, Labridae, Scombridae, Clupeidae, Lutjanidae and Serranidae, respectively with values of habitat consistency of 91.89%, 89.19%, 78.33%, 70, 27%, 62.16% and 54.05%. Fish larvae are less economical with wide spread are Platycephalidae and Creedidae with habitat consistency values of 62.16% and 59.46%.. In FMA 715 Carangidae is the dominant fish larva and has the widest / most consistent distribution. The waters of FMA 715 are spawning areas of various types of fish.
PARAMETER POPULASI IKAN KERAPU KARANG BINTIK BIRU (Cephalopholis cyanostigma, Valenciennes, 1828) DI PERAIRAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH Prihatiningsih Prihatiningsih; Isa Nagib Edrus; Sri Turni Hartati
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.11.1.2019.59-68

Abstract

Ikan kerapu karang bintik biru (Cephalopholis cyanostigma) merupakan kelompok ikan karang dari family Serranidae. Ikan ini dalam daftar merah IUCN versi 2016-3, termasuk spesies yang kurang perhatian (least concern). Ikan ini termasuk komoditas penting dan terus dieksploitasi. Dalam rangka penentuan pengelolaan perikanan yang baik diperlukan informasi dasar terkait dengan parameter populasi kerapu karang bintik biru di wilayah tersebut. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 di Karimunjawa, Jawa Tengah untuk melakukan kajian parameter populasi. Metode yang digunakan adalah metode sampling secara acak dengan aplikasi model analitik yaitu model Gulland & Holt plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modus ukuran ikan kerapu karang bintik biru adalah 25 cm TL, dengan kisaran 15,6 – 38,9 cm TL. Persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy untuk kerapu karang bintik biru adalah Lt = 37,29(1– e-0,3(t-0,0429)). Rata-rata ukuran panjang pertama kali tertangkap (Lc) lebih besar dari rata-rata ukuran panjang pertama kali matang gonad (Lm). Tingkat kematian alami (M=0,78/tahun) ikan C.cyanostigma lebih kecil dibandingkan dengan tingkat kematian karena aktivitas penangkapan (F=0,99/tahun)  dan tingkat pemanfaatannya sebesar 0,56/tahun sehingga pengelolaan ikan kerapu karang bintik biru (C.cyanostigma) di Karimunjawa, Jawa Tengah sedikit melebihi optimum.The bluespotted hind (Cephalopholis cyanostigma) is a group of coral fishes from the family Serranidae. The fish is in the IUCN Red List version 2016-3, including species that have least concern. This fish is an important commodity that is still being exploited. In order to determine the management of good fisheries, it is required basic information related to the parameters of the bluespotted hind population in the region. This research was conducted in Karimunjawa, Central Java based on data collected during period of survey in 2016. The purpose of this study was to reviewing the population parameters of bluespotted hind. This study used random sampling method and the analitycal model by the application of Gulland & Holt plot. The results showed that the fish length mode of bluespotted hind was 25 cm TL, with a range of 15.6 - 38.9 cm TL. The growth equation of Von Bertalanffy for a bluespotted hind was Lt = 37,29 (1 – E-0.3 (T-0.0429)). The average fish length of first captured (Lc) is greater than the average fish length of first maturity (Lm). Natural mortality (M = 0.78/year) is smaller than the fishing mortality (F = 0.99/year). The exploitation rate was 0.56/year indicates that the utilization rate of the bluespotted hind (C. Cyanostigma) in Karimun Jawa, Central Java slightly exceeds the optimum.
STUDI ASPEK REPRODUKSI IKAN KEMBUNG LELAKI (Rastrelliger kanagurta, Cuvier 1817) PADA MUSIM PERALIHAN DI SELAT MADURA Evi Susanti; Arief Setyanto; Daduk Setyohadi; Irwan Jatmiko
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.099 KB) | DOI: 10.15578/bawal.11.1.2019.45-58

Abstract

Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan akan protein masyarakat, dan juga dapat digunakan sebagai umpan dalam perikanan rawai tuna (tuna long line). Kebutuhan yang tinggi akan jenis ikan ini dapat menimbulkan tekanan terhadap populasi ikan ini sehingga menyebabkan penangkapan yang berlebih. Dalam mengelola sumberdaya ikan diperlukan informasi mengenai biologi reproduksi dan aspek biologi lainnya. Salah satu aspek biologi yang terkait dengan informasi reproduksi adalah tingkat kematangan gonad. Dalam studi ini menganalisis hubungan panjang berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), dan hubungan antara IKG dengan berat ikan kembung lelaki. Pengamatan TKG dilakukan secara morfologi dan histologi. Pengambilan contoh ikan dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan Mayangan, Probolinggo, Jawa Timur, selama bulan Februari sampai April 2018. Hasil analisa hubungan panjang berat menunjukkan bahwa ikan kembung lelaki memiliki pola pertumbuhan allometrik positif, nisbah kelamin ikan kembung lelaki jantan dan betina yaitu 87%:13% (6:1), Hasil pengamatan tingkat kematangan gonad secara morfologi pada 400 ikan contoh menunjukkan dalam keadaan belum matang gonad (tingkat kematangan I, II, III), pengamatan gonad secara histologi pada 8 ikan contoh menujukkan dalam keadaan tingkat kematangan gonad III dan IV. Ukuran diameter telur pada tingkat kematangan gonad III antara 280,91 -314,74 µm dengan rerata 296,78 µm dan pada tingkat kematangan gonad IV antara 287,99-315,31 µm dengan rerata 303,89 µm dengan nilai fekunditas antara 4.863,96-28.255,32 butir telur. Indeks kematangan gonad pada bulan Februari, Maret, April adalah 1,78, 1,32, dan 0,55. Analisa korelasi antara hubungan berat dengan IKG mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat keeratan yang rendah.Indian mackerel (Rastrelliger kanagurta) is one of the small pelagic fish that is useful a need of protein requirement of the people while, and can also be used as bait in (tuna long line). High demand for this fish can cause pressure on this fish population, then cause overfishing. In managing fish resources, information about reproductive biology and other aspects of biology is needed. One aspect of biology related to reproductive information is the level of gonad maturity. In this study analyzed the relationship of leng weight relationship, sex ratio, gonad maturity level (GML), gonado somatic index (GSI) and relationship of GSI with weight of the indian mackerel. Fish sampling was conducted at Fish Auction Hall of Mayangan, Probolinggo, East Java during February to April 2018. The analysis result of length weight relationship show that indian mackerel has a positive allometric growth pattern, sex ratio of male and female is 87%: 13% (6:1). Morphological observation of gonad maturity level at 400 fish samples showed that the gonads were immature (gonad maturity levels I, II, III), histologic gonad observation on 8 fish samples showed in maturity state of gonad III and IV. The size of egg diameter at maturity level of gonad III between 280.91 -314.74 ìm with an average of 296.78 ìm and at maturity level of gonad IV between 287.99-315.31 ìm with an average of 303.89 ìm with a fecundity value between 4,863.96-28,255.32 eggs. Index of gonad maturity in February, March, April was 1.78, 1.32, and 0.55. Correlation analysis between the weight with GSI has a significant relationship but has a low level of closeness. 
IDENTIFIKASI JENIS DAN HUBUNGAN KELIMPAHAN LARVA IKAN DENGAN KUALITAS AIR DI DANAU RANAU, SUMATERA SELATAN Tuah Nanda Merlia Wulandari; Herlan Herlan; Arif Wibowo; Sevi Sawetri
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.25 KB) | DOI: 10.15578/bawal.11.1.2019.33-44

Abstract

Identifikasi larva ikan seringkali sulit dilakukan. Belum tersedianya kunci identifikasi untuk spesies larva ikan di perairan umum daratan sehingga belum adanya pedoman untuk dapat mengidentifikasi spesies larva ikan secara morfologi maupun meristik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies larva ikan melalui sekuen DNA sehingga menghasilkan data spesies yang lebih pasti dan hubungan kelimpahan larva ikan dengan parameter kualitas perairan di Danau Ranau, Sumatera Selatan. Lokasi pengambilan sampel identifikasi jenis dan kualitas perairan di enam stasiun di Perairan Danau Ranau, Sumatera Selatan. Hasil identifikasi dengan menggunakan sekuen DNA ditemukan sepuluh jenis larva ikan. Kesepuluh jenis larva ikan tersebut antara lain Rasbora argyrotaenia, Puntius tetrazona, Oreochromis mossambicus, Oreochromis niloticus, Gambusia affinis, Poecilia reticulata, Mystacoleucus marginatus, Channa striata, Trichopsis vittata, and Trichogaster trichopterus. Sekuen DNA kemudian disejajarkan dengan sekuen referen dari perpustakaan data bank gen untuk mengakar pohon dengan menggunakan program BLAST dari NCBI untuk menemukan identitas yang paling dekat keterkaitannya dengan sampel larva-larva ikan yang dianalisis. Hubungan filogeni spesies diantara takson larva-larva ikan di Danau Ranau berdekatan. Kondisi perairan di Danau Ranau tergolong baik untuk biota perairan seperti larva ikan. Kualitas air merupakan parameter yang menentukan kelimpahan larva ikan di Danau Ranau. Larva-larva ikan antar populasi memiliki jarak genetik yang dekat antar satu dengan yang lain. Kelimpahan larva ikan berkorelasi positif dengan turbiditas dan berkorelasi negatif terhadap parameter daya hantar listrik.Identification of fish larva is often difficult. The unavailability of key identification for fish larva species in inland waters so that there are no guidelines for identifying fish larvae morphologically or meristically. This study aims to identify fish larva species from the Ranau Lake waters, South Sumatra through DNA sequences to produce more definitive species data and relationship of abundance of fish larva and water quality of parameters in Ranau Lake waters, South Sumatera. The sampling location of species identification and water quality was six stations in Ranau Lake waters, South Sumatra. The results of the study found the identification of fish larva species using DNA sequence found ten types of fish larva obtained. The ten types of fish larva include Rasbora argyrotaenia, Puntius tetrazona, Oreochromis mossambicus, Oreochromis niloticus, Gambusia affinis, Poecilia reticulata, Mystacoleucus marginatus, Channa striata, Trichopsis vittata, and Trichogaster trichopterus. The DNA sequence was then aligned with the referent sequence from the gene bank data library to root the tree by using the BLAST program from NCBI to find the identity that was closest to the sample of fish larvae analyzed. The relationship of species phylogeny between the fish larva of fish larva in Ranau Lake is close together. Fish larva between populations have close genetic distance from one another. Water quality in Ranau Lake are good for aquatic biota such as fish larva. Water quality is a parameter that determines the abundance of fish larva in Ranau Lake. The abundance of fish larva was positively correlated with turbidity, whereas negatively correlated to conductivity parameters.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 15, No 2 (2023): (AGUSTUS) 2023 Vol 15, No 1 (2023): (APRIL) 2023 Vol 14, No 3 (2022): (DESEMBER) 2022 Vol 14, No 2 (2022): (Agustus) 2022 Vol 14, No 1 (2022): (APRIL) 2022 Vol 13, No 3 (2021): (DESEMBER) 2021 Vol 13, No 2 (2021): (AGUSTUS) 2021 Vol 13, No 1 (2021): (April) 2021 Vol 12, No 3 (2020): (Desember) 2020 Vol 12, No 2 (2020): (AGUSTUS) 2020 Vol 12, No 1 (2020): (April) 2020 Vol 11, No 3 (2019): (Desember) 2019 Vol 11, No 2 (2019): (Agustus) 2019 Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019 Vol 10, No 3 (2018): (Desember) 2018 Vol 10, No 2 (2018): (Agustus) 2018 Vol 10, No 1 (2018): April (2018) Vol 9, No 3 (2017): (Desember) 2017 Vol 9, No 2 (2017): (Agustus 2017) Vol 9, No 1 (2017): (April, 2017) Vol 8, No 3 (2016): (Desember, 2016) Vol 8, No 2 (2016): (Agustus 2016) Vol 8, No 1 (2016): (April 2016) Vol 7, No 3 (2015): (Desember 2015) Vol 7, No 2 (2015): (Agustus 2015) Vol 7, No 1 (2015): (April 2015) Vol 6, No 3 (2014): (Desember 2014) Vol 6, No 2 (2014): (Agustus 2014) Vol 6, No 1 (2014): (April 2014) Vol 5, No 3 (2013): (Desember 2013) Vol 5, No 2 (2013): (Agustus 2013) Vol 5, No 1 (2013): (April 2013) Vol 4, No 3 (2012): (Desember 2012) Vol 4, No 2 (2012): (Agustus 2012) Vol 4, No 1 (2012): (April 2012) Vol 3, No 6 (2011): (Desember 2011) Vol 3, No 5 (2011): (Agustus 2011) Vol 3, No 4 (2011): (April 2011) Vol 3, No 3 (2010): (Desember 2010) Vol 3, No 2 (2010): (Agustus 2010) Vol 3, No 1 (2010): (April 2010) Vol 2, No 6 (2009): (Desember 2009) Vol 2, No 5 (2009): (Agustus 2009) Vol 2, No 4 (2009): (April 2009) Vol 2, No 3 (2008): (Desember 2008) Vol 2, No 2 (2008): (Agustus 2008) Vol 2, No 1 (2008): (April 2008) Vol 1, No 6 (2007): (Desember 2007) Vol 1, No 5 (2007): (Agustus 2007) Vol 1, No 4 (2007): (April 2007) Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 1, No 1 (2006): (April 2006) More Issue